Rabu, 25 Desember 2013

Agar Mudah Memaafkan

Sebuah hal yang lumrah terjadi ketika berkumpul dengan orang banyak, memungkinkan terjadinya gesekan antar pribadi. Rasa kesal, tidak cocok, atau tersinggung oleh perilaku dan kata-kata orang sangat sering terjadi. Bahkan tidak jarang meninggalkan “luka” yang dalam di hati. Membuat kita “mengambil jarak” dengan orang tersebut. Atau malah menjauhinya.
Apakah itu berarti telah terjadi kesalahan sehingga membuat kita malas, atau balik tidak mau memaafkan. Jangankan memaafkan, yang melakukan kesalahan saja tidak merasa bersalah, boro-boro minta maaf.
Perlu disadari bahwa manusia di lahirkan dalam berbagai macam karakter dan sifat. Belum lagi lingkungan, pendidikan, latar belakang sosial yang memungkinkan terbentuknya keragaman kepribadian manusia. Nah, ketika pribadi-pribadi yang berbeda itu saling berbenturan, sengaja atau tidak sengaja, apakah itu di anggap sebagai sebuah kesalahan yang membuat kita enggan untuk memaafkan??? Tentu saja tidak. Kurang bijaksana kiranya jika keragaman-keragaman karakter itu membuat kita menyalahkan orang lain kemudian enggan memaafkan.
Allah berfirman, “ Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintahnya-Nya.” (Q.S. Al-Baqarah : 109)
“Tolaklah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang di antaramu dan dia antara dia ada permusuhan seolah-olah telh menjadi teman setia,” (Q.S. Fushilat : 34)
Baiklah, tidak menutup kemungkinan ada kesalahan-kesalahan yang sering muncul dalam hubungan manusia. Namun, tidak adil jika setiap gesekan yang bermula dari perbedaan karakter dianggap sebagai kesalahan yang pantas di timpakan untuk orang lain.
Diperlukan kesabaran dan kelapangan hati untuk menerima, termasuk menyiram amarah dan kecewa yang terlanjur muncul di dalam hati. Butuh proses untuk belajar memaafkan. Ya, butuh kesabaran, terutama untuk belajar memaafkan.
“Tetapi orang yangbersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang di utamakan,” (Q.S. Asy-Syura : 43)
Hal paling ringan agar mudah memaafkan adalah memandang segala sesuatu secara objektif, proposional. Jika kita terluka oleh kata-kata orang lain, maka bukan tidak mungkin, tanpa kita sengaja, kata-kata kita pun telah menyinggung orang lain. Jika kita kecewa dengan perlakuan orang lain, maka sudah seharusnya kita berpikir ulang, mungkin ada pula perlakuan kita yang mengecewakan orang lain. Dengan demikian apakah kita akan terus menyimpan rasa kecewa, sakit hati, kesal atas “kesalahan-kesalahan” orang lain, dan tidak memaafkannya?? Kita patut berhati-hati, jangan-janagn banyak orang yang kecewa, sakit hati, kesal atas “kesalahan-kesalahan kita” dan sulit memaafkannya.
Nabi saw bersabda : “Tidaklah Allah menambahkan bagi seorang hamba karena memaafkan kecuali kemuliaan dan tidaklah seseorang merendahkan hati (tawadhu) secara tulus karena Allah kecuali Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Bukhari).

Semoga kita menjadi pribadi yang mudah memaafkan. Amin.
by : @destya11 (in twitter)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar