Rabu, 25 Desember 2013

Bekal Terbaik

Betapa kita berusaha menolak kehadiran Allah, Dia tetap melihat dan mengawasi semua perbuatan kita. Dia berfirman, “ Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya” (Q.S. Al – ‘Allaq : 14)
Allah tidak akan lupa, tapi kita? Inilah ujian bagi hati kita tentang keagungan Allah. Bisakah hati kita tidak bingung memilih yang akan dia agungkannya, kemudian berpaling dari- Nya? Padahal pengagungan kepada Allah-lah yang akan membuatnya merasa nyaman, karena merasa selalu terawasi.
Perasaan ini adalah hasil paling mengesankan dari ma’rifat hamba tentang pengawasan, penglihatan dan pendengaran Allah terhadap setiap aktivitasnya. Ucapan, perbuatan, bisikan hati, bahkan hembusan nafas dan kedipan mata. Allah berfirman, “...Dan ketahuilah, bahwa Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati kalian, maka takutlah kepada-Nya...” (Q.S. Al Baqarah 235)
Jika Iman adalah pohon, maka muraqabah adalah buah yang paling manis dan menyehatkan. Paling berharga karena layak barter dengan penjagaan Allah atas diri kita. Wujudnya bisa berupa penjagaan terhadap maslahat dunia seperti; badan, anak, keluarga, dan harta, bahkan hewan.
Seperti Abu Ath- Thayyib yang berusia lebih dari 100 tahun namun masih mampu meloncat dengan kuat.Dia berkata, “Organ tubuh ini saya jaga dari berbagai maksiat saat remaja, kemudian saat saya tua, Allah menjagany bagi saya.”
Seperti Sa’id bin al-Musayyib yang berkata kepada putranya , “ Aku pasti menambah shalatku, yang dengan shalatku itu, aku berharap engkau di jaga (Allah).’
Seperti Ibnu al-Munkadir yang berkata, “Sesungguhnya, Allah pasti menjaga dengan keshalihan seorang anak-anaknya, cucu keturunannya, dan rumah-rumah di sekitarnya.”
Atau Ibrahim bin Adham yang tak pernah tidur di kebun, sementara di sisinya ada seekor ular dengan seikat bunga di mulutnya. Dan ular itu terus menjaganya sampai di bangun.
Bisa juga penjagaan terhadap agama dan iman kita, dari berbagai syuhat menyesatkan dan bermacam syahwat yang terlarang. Juga kematian yang suul khatimah.
Seperti firman Allah tentang Yusuf as, “Demikianlah, agar kami memalingkan kemunkaran dan kekejian daripadanya. Sesungguhnya Yusuf termasuk hamba-hamba Kami terpilih.”
Juga seperti perkataan Ibnu Abbas, “Allah memberi batas antara hamba yang beriman dengan maksiat yang akan menyeretknya ke neraka”
Maka marilah kita titipkan agama kita kepada Allah, sebab Rasulullah pernah bersabda, “ Sesungguhnya jika Allah dititipi sesuatu, Dia akan menjaganya.” Dan Inilah satu-satunya pilihan, agar Allah tidak membiarkan kita tersesat berjalan dan pohon iman kita kering tak berbuah. Seorang salaf pernah berkata, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, sunguh dia telah menjaga dirinya. Barangsiapa menyia-nyiakan takwanya, sungguh da telah menyia-nyiakan dirinya, dan Allah tidak lagi membutuhkannya.”

Ya, puncaknya adalah takwa, karena ia adalah sebaik-baiknya bekal. Dengarkan firman Allah, “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang takwa dan berbuat kebaikan.” (Q.S. An-Nahl :128). Wallahualam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar