Sabtu, 28 Desember 2013

Apa Kata Bintang?

Kaum remaja yang sok gaul, meski telah lengkap dengan busana, gaya rambut, dan asesoris, masih saja belum pede jika tidak melihat ramalan bintangnya di koran, tv, atau internet. Tentang nasibnyam, keuangan, asmara, dan hari baik. Seolah mereka yakin betul, bintangnya lebih tahuntentang masa depan hidupnya. Penyedia jasa ramalan pun semakin mudah di akses. Hotline telpon tarif premium banyak yang menjajakan “apa kata bintang” yang siap didengar kapan saja, dimana saja, oleh siapa saja.     
Warisan Kuno
Ramalan bintang, di sebut juga astrologi, menyandarkan pada peredaran bintang, planet, dan matahari pada orbit imajiner yang mengelilingi bumi. Ada dua belas jenis zodiak yang masing-masing memiliki rentang waktu satu bulan. Waktu ini di tentukan berdasarkan posisi bintang tersebut dengan matahari. Para astrolog percaya bahwa manusia dilahirkan di bawah naungan salah satu bintang tersebut yang bertindak sebagai pembuat karakter pribadi dan nasib manusia. Misalnya, seorang yang lahir 23 Oktober- 21 November ada di bawah naungan bintang Skorpio yang bersifat air dan di pengaruhi planet pluto.
Microsoft Encarta Reference Library 2003 menyebutkan, zodiak berasal dari dataran rendah Mesopotamia, daratan di antara sungai Tigris dan Eufrat, pada masa Babilonia kuno (Kini Irak Tenggara) kira-kira 2000 tahun sebelum masehi. Antara tahun 600 SM dan 200 SM, Mereka mengembangkan suatu sistem untuk menggambar horoskop perorangan. Orang Yunani dan Romawi memunyai andil besar dalam perkembangan astrologi. Sampai sekarang nama-nama Romawi bagi planet-planet itu masih digunakan.
Bintang Tak Pernah Tahu.
Praktek-praktek ramalan bintang warisan kuno tersebut juga berkembang pada zaman keemasan islam. Sehingga kita bisa mendapatkan komentar para ulama tabi’in tentangnya. Imam al-Bukhari di dalam shaihnya menyebutkan bahwa Qatadah berkata :
“Sesungguhnya Allah menjadikan bintang-bintang itu hanya untuk hikmah. Dia menjadikannya sebagai hiasan langit, sebagai penunjuk arah dan sebagai pelempar setan. Barangsiapa berpendapat selain itu, maka benar-benar telah berkata menurut pikirannya sendiri, salah persepsi serta memaksakan sesuatu yang tidak dia ketahui ilmunya. Sungguh, ada orang-orang yang tidak mengetahui agama Allah, mereka menjadikan bintang-bintang itu sebagai sarana untuk meramal. Seperti mengatakan barangsiapa yang menikah ketika posisi bintang anu di anu maka akan begini dan begini, barangsiapa yang melakukan perjalanan ketika posisi bintang anu di sini dan di situ maka akan begini....padahal bintang-bintang itu tak tahu menahu tentang perkara ghaib, begitu pun dengan binatang-bintang (yang dianggap orang tanda sia) dan juga burung. Jika ada makhluk-makhluk yang mengetahui perkara yang ghaib, tentulah Adam mengetahuinya karena dia di ciptakan Allah dengan tangan-Nya, Dia memerintahkan para malaikat bersujud kepada-nya, Dia memerintahkan para bersujud kepadanya dan Dia megajarkan kepada Adam nama segala sesuatu.”
Adapun ayat yang menunjukkan tentang tiga hikmah di ciptakannya bintang adalah firman Allah :
“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan,” (Q.S. Al-Mulk : 5)
Dan Firman-Nya :
“dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk jalan.” (Q.S. An-Nal :16)
Katakan : “AKU TAK PERCAYA!”
Boleh percaya boleh tidak, begitulah bunyi provokasi halus untuk berkilah dari tuduhan syirik dan khufarat. Adapun kita, mestinya dengan lantang mengatakan tidak percaya. Bukan saja karena banyak ramalan yang tidak “nembus” , atau bahasa astrolog yang terkesan samar dan menggunakan bahasa umum sehingga bisa ditafsirkan macam-macam oleh konsumen, akan tetapi karena ilmu nujum itu termasuk cabang dari ilmu sihir yang dilarang. Nabi saw bersabda :
“Barangsiapa yang mengambil sesuatu dari ilmu nujum, maka sungguh dia telah mengambil satu cabang dari sihir.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad.)
Astrolog yang meramal dengan bintang, di hukumi sama dengan dukun dan paranormal, barangsiapa bertanya kepadanya maka shalatnya tidak terima selama empat puluh hari empat puluh malam, dan barangsiapa yang bertanya lalu membenarkannyam, maka dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad saw.

Jika kita sedikit saja mau berpikir, maka tak ada alasan sama sekali untuk membenarkan segala bentuk ramalan, apalagi ramalan bintang. Sebab tak ada dasar ilmiahnya sama sekali. Para peramal hanya mendasarkan pada prasangkanya sendiri, tak didasari ilmu. Jika saja ada dan ini pasti tidak ada dasar ilmu yang mendasari, maka tidak akan ada penafsiran yang bertolak belakang antara satu peramal dengan peramal lainnya. Maka yang ada pasti ketidakcocokan antara ramalan dengan kenyataan. Masuk akalkah bila jumlah manusia yang hampir 5 milyar ini bisa diramalkan masa depannya hanya dengan 12 bintang??? Artinya setiap harinya ada 416.666.667 orang yang bernasib sama? Begitulah, kelakuan orang musyrik selalu bertentangan dengan fitrah yang suci, logika yang sehat dan nash-nash syari, Wallahualam... by @destya11 (in twitter)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar