Ada
kelezatan dan keindahan di dalam Al- Quran. Sebuah pesona yang mewariskan,
kecintaan, kerinduan, rasa takut, harapan, penyerahan diri, tawakal, keridhaan,
kelapangan hati, kesyukuran, kesabaran, ketenangan, dan semua hal yang bisa
menghidupkan hati.
Semua
manfaat yang di butuhkan manusia demi kebaikan hatinya ada di dalam Al- Quran.
Begitulah, sehingga Ibnul Qayyim – Sang pakar hati berkata, “ Pada intinya,
tidak ada sesuatu pun yang lebih bermanfaat bagi hati selain membaca Al –Quran
disertai dengan mentadabburi dan memikirkan isinya.”
Namun
pengaruh yang di timbulkan oleh riuhnya berbagai persoalan kehidupan dan
kegelisahan orang-orang sekitar kita, sangat mungkin akan menggoyahkan
keyakinan kita. Sebagaimana ia juga akan menguras tenaga dan mencabik-cabik
ketenangan kita. Bukabkah Allah telah berfirman, “(Yaitu) orang-orang yang
beriman, dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram!” (Q.S. Ar – Ra’d : 28)
Mengapa
tidak berpengaruh???
Sebuah
santapan bergizi dan lezat, hanya akan membangkitkan selera dan bisa di nikmati
oleh mereka yang sehat. Karena manusia yang sakit tentulah tidak akan berselera
dan mampu menikmati lezatnya sebuah hidangan. Rasa sakit yang diderita telah
membengkokkan perhatian dan mengubah selera.
Pun
demikian halnya dengan Al –Quran. Ia adalah jamuan Allah, yang hanya bisa di
nikmati oleh hamba-hamba yang sehat hati dan jiwanya. Bahkan tingkat pengaruh
Al –Quran bagi manusia, sangat ditentukan oleh tingkat kebersihan hati hamba.
Dari sini, kegagalan kebanyakan manusia memperoleh manfaat Al- Quran, atau
bahkan menuduhnya sebagai dongengan isapan jempol umat-umat terdahulu,
sejatinya hanyalah karena hati mereka yang kotor. Hati yang tertutup dosa dan
maksiat. Allah berfirman menjawab tuduhan bahwa Al-Quran adalah dongengan umat-umat
terdahulu, “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya (dosa) yang selalu mereka
usahakan itulah (yang) menutupi hati mereka.” (Q.S. Al Mufthaffifiin : 14)
Termasuk
dalam konteks ini adalah manusia-manusia sombong yang meremehkan Kalamullah.
Berpaling meninggalkan Al-Quran untuk membela pendapat akal mereka yang picik,
atau demi hawa nafsu dan kepentingan dunia mereka. Allah berfirman.
“Sesungguhnya ayat-ayat-Ku (Al-Quran) selalu di bacakan kepada kalian, maka
kalian selalu berpaling ke belakang dengan menyombongkan diri terhadapnya, Dan
kalian mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadap di waktu kalian
bercakap-cakap di malam hari. Maka apakah mereka tidak memperhatikan perkataan
(kami), atau apakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang
kepada nenek moyang mereka dahulu?” (Q.S. Al-Mukminum : 66-68).
Jujur
saja, sampai kini, pengaruh Al-Quran bagi jiwa kita belumlah maksimal.
Adakalanya jiwa kita bergetar karen pesonanya, namun di kesempatan lain kita
mudah saja mengabaikannya. Tentulah fluktuasi ini dikarenakan kualitas iman dan
kebersihan hati kita yang memang naik turun. Bukan karena kesombongan kita
terhadap kita terhadap kalamullah. Sebab jika ini penyebabnya, Nauzubillah min
zhalik!!!
Agar
Ia menyentuh hati. J J J
Kita
semua tentulah menginginkan manfaat Al –Quran didalam kehidupan ini. Dan itu
terjadi Insyaallah Jika kita bersungguh-sungguh melakukannya. Dalam hal ini,
paling tidak ada tiga pembahasan yang saling berhubungan. Kita harus mengenal
Allah sebab Dia-lah yang menjadi lawan bicara ketika membaca Al-Quran. Juga
Al-Qurannya sendiri yang merupakan saran mencapai manfaat sebab ia adalah
Kalamullah. Dan tidak lupa pula adalah hati kita, sebab ialah pihak yang akan
menerima pengaruh Al – Quran.
Adapun
caranya, pertama tentulah niat yang ikhlas. Sebab banyak manusia yang membaca
Al –Quran dengan niat keliru. Mengharapkan pujian dan penghargaan manusia atau
demi kepentingan dunia. Sungguh, Al –Quran akan mempengaruhi manusia sesuai
dengan niat yang ada. Imam Qatadah berkata, “Tidaklah seseorang bermajelis bersama Al –Quran, kecuali Al-
Quran itu akan menambah atau mengurangi imannya”. Berarti, tidak semua yang
membacanya Al –Quran akan bertambah imannya. Berarti, tidak semua yang Al
–Quran akan bertambah imannya. Bahkan bisa jadi malah menguranginya.
Kemudian
menghadirnya hati saat membacanya. Seperti perkataan Ibnul Qayyim, “Apabila
engkau ingin mengambil manfaat dari Al –Quran, maka kumpulkanlah hatimu saat
membaca dan mendengarkannya! Bukalah pendegaranmu dan rasakanlah kehadiran Dzat
yang berfirman dan berbicara dengannya.”
Konsentrasinya
jiwa hamba yang sedang membaca Al- Quran, akan membuatnya lebih fokus, sehingga
tiada lagi penghalang anatara hatinya dengan Al –Quran. Ini termasuk syarat penting,
sebab sibuknya hat akan melalaikannya dari memahami makna ayat-ayatnya.
Allah
berfirman, “Sesungguhnya pada yang demikian itu, benar-benar terdapat
peringatan orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan
pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (Q.S. Qaaf : 37)
Ibnu
Qutaibah menjelaskan ayat ini, “Dengarkan Kitabullah dengan kesaksian hati dan
pemahaman, bukan dengan kelalaian dan kehampaan.”
Inilah
taddabur itu. Membaca Al – Quran dengan merenungi dan memahami ayat-ayatnya.
Berkata Imam al – Juri, Barangsiapa mentadabburi Al- Quran, niscahaya dia akan
mengenal Rabbnya, mengetahuinya
keagungan dan keluasan kerajaan-Nya, mengetahui keagungan karunia-Nya atas kaum
mukminin untuk beribadah kepada-Nya.”
Tadabbur
Al-Quran juga akan mengokohkan iman pelakunya. Keyakinannya akan kebenaran
ayat-ayat Al-Quran semakin mengkristal. Salah satunya karena tidak adanya
pertentangan di dalam kandungan ayat-ayat itu. Allah berfirman dalam surat An –
Nisaa’ ayat 82, “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al- Quran? Kalau
kiranya al –Quran itu bukan dari sis Allah, tentulah mereka mendapat
pertentangan yang banyak di dalamnya.”
Tumbuhkan
Semangat. J
J
J
Untuk
menjaga kontinuitas tadabbur Al- Quran, kita harus senantiasa menjaga energi
hati kita. Sebab hati kita yang mudah berubah-ubah tentunya sangat rawan godaan
dan gangguan dalam penjagaaan keistiqamahannya berinteraksi dengan Al –Quran.
Salah
satu dengan mengetahui manfaat yang akan kita peroleh dalam interaksi kita
dengan Al –Quran. Di antara manfaat membaca Al –Quran adalah, ia termasuk
seutama-utama ibadah umat Muhammad, nilai pahalanya berlipat ganda, memberi
syafaat bagi yang membacanya di hari kiamat, juga menjadi cahaya di dunia dan
simpanan di akhirat.
Tadabbur
Al – Quran bukan hanya ibadah yang bernilai tinggi,namun juga menjadi terapi
kejiwaan yang manjur. Karena saat itulah turunlah malaikat dari langit
memberikan rahmat dan ketenangan. Maka, ialah obat penawar bagi jiwa yang
gelisah dan resah, pikiran kusut, dan nurani yang gundah gulana. Allah
berfirman, “Dan kami turunkan dari Al- Quran suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman...” (Q.S. Al- Isra : 82)
Abdullah
bin Mas’ud pernah menasehati seorang yang gelisah agar pergi ke tempat
orang-orang yang sedang membaca Al-Quran, atau membacanya sendiri.Adapun cara
yang lain untuk menjaga energi iman kita adalah dengan membentuk halaqah zikir
untuk membaca Al –Quran. Dengan mencari ketenangan dan rahmat dalam taman surga
dengan menjadi tamu Allah, untuk menyantap hidangan bergizi lagi lezat,
ayat-ayat Al – Quran. Inilah majelis kebanggaan Allah di hadapan para malaikat,
sebagaimana sabda bagida Rasulullah “ Tidaklah suatu kaum berkumpul di suatu
rumah dari rumah-rumah Allah dalam rangka membaca dan tadarus Al –Quran, keculai
mereka di anugaerahi ketenangan, diliputi rahmat, di kerumuni malaikat, dan di
baganggakan Allah di hadapan para malaikat.”
Rasakan
sentuhannya. J
J
J
Karena
Al –Quran adalah ruh yang menggerakkan jiwa, kini mari kita tenangkan hati
dengan mendengharkan Al –Quran yang di baca dengan suara merdu dan indah.
Insyaallah akan muncul ketenangan, keyakinan, kesejukan, dan kedamaian di dalam
hati kita. Kemudian jiwa kita akan terbang ke langit menikmati santapan lezat
seharum kesturi ini. Rasulullah saw bersabda “Barangsiapa membaca Al –Quran,
sesungguhnya dia telah melangkahkan naik menuju derajat nubuwah di kedua
sisinya, hanya saja tidak di berikan wahyu kepadanya.” (HR. Kasturi)
Ya
Allah, izinkan kami merasakan sentuhan firman-firman-Mu, dan janganlah Kau jadikan
hati-hati kami keras membatu! by : @destya11 (in Twitter)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar