Sabtu, 28 Desember 2013

Dosa Versus Taubat

Allah swt menciptakan manusia dalam keadaan fitrah/ suci. Dalam perjalanannya kemudian banyak manusia yang tersesat dan terjerumus dalam jurang kemaksiatan, yang menghasilkan dosa kecil maupun besar.
Dosa-dosa, baik yang sudah diwujudkan dalam kehidupan nyata maupun yang masih terpendam dalam jiwadan perasaannya, sesungguhnya merupakan efek dari tipu daya setan yang mempengaruhi dan menguasai jiwa manusia. Hal ini di karenakan tidak adanya atau kurang kokohnya benteng pertahanan dalam diri manusia itu sendiri. Allah swt berfirman :
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang di beri rahmad oleh Rabbku. Sesungguhnya Rabbku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Shad : 82)
Bila kita telah melakukan perbuatan dosa, maka yang perlu dilakukan adalah sesegera mungkin bertaubat. Allah swt sengaja menyapa hamba-hamba-Nya yang melampaui batas seperti dalam firman-Nya.
“Katakanlah : ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampai batas terhadap terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmad Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Za- Zumat : 53)
Menurut Ibnu Taimiyah dalam kitab “ At –Taubah”, yang di maksud taubat adalah menarik diri dari suatu keburukan dan kembali pada suatu tindakan yang dapat membawa seseorang kepada Allah swt.
Taubat dibedakan menjadi dua macam. Pertama, taubat wajib yaitu taubat dari kemaksiatan. Kedua, taubat sunnah yaitu taubat yang di anjurkan untuk meninggalkan perbuatan yang tidak di sukai (makruh). Bagi siapa yang melakukan taubat jenis pertama, maka ia termasuk orang baik dan adil. Sedangkan bagi yang melakukan kedua jenis taubat tersebut, maka ia termasuk dalam orang yang lebih dahulu masuk jannah dan di dekatkan Allah swt. Sedangkan siapa tidak melakukan taubat jenis pertama, maka ia termasuk orang yang zalim. Yang perlu di catat di sini ialah, kita tidak boleh bertaubat dari kebaikan (berhenti melakukan kebaikan). Maka barangsiapa yang melakukannya dengan sadar, ia termasuk dalam golongan orang-orang yang fasik.
Lalu apakah sama bagi kita bertaubat sekarang dengan bertaubat esok atau lusa?
Allah swt berfirman,
“Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkah (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Makkah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Hadid : 10)

Singkatnya, selama hamba itu bertaubat, memohon ampunan dan menyesali perbuatan (taubat nasuha), maka Allah akan mengampuninya. Maka marilah berlomba-lomba melakukan kebaikan dan segera bertaubat bila terlanjur melakukan kesalahan.Wallahualam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar