Kamis, 26 Desember 2013

Bahkan Meski Hanya Satu

Karena ada cinta dan benci di dalam hati, ia memberi rasa. Juga menumbuhkan keinginan. Rasa yang membuat hati berpihak pada kebenaran atau kebatilan, dan keinginan yang menjadi pondasi setiap tindakan. Rasa dan keinginan yang menggerakkan.
Tapi kita, adalah makhluk sosial. Yang tidak pernah sendirian. Yang dalam keberpihakan dan pilihan suara hati ke alam nyata. Kita tidak ingin keliru, sebab itu menyamankan. Dan ini sangat manusiawi.
Maka kebenaran, meski sepi pengikut, tidak akan pernah tidak ada pembelanya. Meski ibarat menggenggam bara, yang panas membakar dan membuat luka jiwa dan raga. Pun kebatilan yang nampak nyata, tidak pernah nihil dari pemujanya. Bahkan seringkali melimpah ruah. Yang karenanya tampak indah.
Adakah yang lebih  baik, dari hamba yang selalu mencoba setia kepada Allah dalam keberpihakan hati dan pilihan amal shalihnya? Bahkan ketika memilih sahabat dalam menjalani hidup! Sebab hati kita yang rapuh dan mudah merubah, membutuhkan penolong dan penopang saat menggenggam bara itu. Agar cinta kita kepada kebenaran ini tidak goyah dan berubah. Teman-teman yang shalih adalah unsur penguat yang bermanfaat.
Teman-teman yang shalih adalah juga berkah kehidupan. Bersama mereka langkah-langkah kaki menjadi mantap saat merenungi ayat-ayat Allahdan mereguk hikmah kehidupan. Jiwa tenteram menjalani ujian ibadah yang nampak melelahkan. Juga hari-hari yang berlalu, jauh dari kesia-siaan. Karena pada diri mereka ada makna kebaikan dan kebahagiaan, tanda kebajikan dan kebenaran.
Teman-teman shalih adalah tongkat penuntun di saat lemah, pelita dalam gelap, pencuci jiwa dari kerak-kerak dosa, pemutih hati dari warna-warna jahiliyah, juga peluntur kilau perhiasan palsu dunia yang membuat hidup terasa nyaman dan nikmat karena ketulusan hati dan kasih sayang sejati yang mekar bersemi.
Bersama mereka, kebaikan di tebar sepanjang waktu. Hingga kita tak lagi harus menunggu. Untuk menjadi baik! Sedang kebaikan adalah perisai diri dari kejahatan dan keburukan.
Maka saat kita di benci, dikucilkan, dicemarkan, dipersulit, dianiaya, dan bahkan di usir karena berpihak pada kebenaran, kita tidak boleh sendiri. Kepada merekalah seharusnya kita kembali, sebelum rasa hati kita khianati. Karena merekalah hiburan dalam kesedihan. Tenaga tak berdaya.
Teman shalih adalah karunia Allah dalam hidup kita. Bahkan meski hanya satu, sebab serigala hanya memakan daging domba sendirian. Tapi, di manakah dia kini??? Wallahualam...!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar