Rabu, 25 Desember 2013

Ketika Allah menegur dengan Rahman-Nya.

Kehidupan tidak akan terlepas dari kebahagian dan kesedihan. Dua hal ini tidak lepas pula dari syukur dan sabar. Ketika manusia ditimpa dengan sebuah takdir yang di rasa “buruk”, kebanyakan mereka tidak redha menerima takdir itu. Padahal segala takdir Allah adalah terbaik bagi hamba-hamba-Nya.
Sebuah musibah yang kita alami seringkali tidak kita sikapi dengan keredhaan, bahkan ada banyak manusia (ketika mendapat musibah) cenderung berkeluh-keluh dan menganggap Allah “ Kejam” dan menganiaya hamba-Nya, Maha Suci Allah dari apa yang mereka katakan.
Padahal sama sekali TIDAK. Segala keburukan yang menimpa manusia adalah perbuatan manusi itu sendiri.
Segala keburukan yang kita terima adalah bagian dari takdir Allah, dan Allah lah paling mengetahui kebaikan untuk hamba-Nya. Namun kebanyakan orang tidak menyadari bahwanya musibah itu adalah sebuah teguran kecil dari Allah agar hambanya-Nya segera bertafakur, bermuhsabah, dan bertaubat.
Karena sesungguhnya ketika dunia telah penu dengan fitnah, maka Allah memberi peringatan : “Betapa banyaknya negeri yang telah kami binasakan, maka datanglah siksaan Kami (menimpa penduduknya) di waktu mereka berada di malam hari, atau di waktu mereka beristirahat di siang hari.” (Q.S. Al –A’raf “ : 4)
Kebanyakan manusia tidak mau menilai dirinya sendiri, apakah ia selalu taat kepada Allah dan sama sekali tidak pernah bermaksiat???
TIDAK sama sekali tidak, adakalanya iman itu turun dan ketik itu pula “mungkin” ia bermaksiat kepada Allah.
Bahkan, manusia di luar sana banyak yang BANGGA dengan kemaksiatan yang mereka lakukan, hingga tidak malu lagi untuk melakukan maksiat itu secara terang-terangan. Fitnah telah merebak di mana-mana, para pendosa telah bangga dengan dosa-dosanya.
Inilah yang menjadi sebab utama hingga datang teguran Allah. Teguran itu adalah bentuk RAHMAN Allah kepada hamba-Nya, agar mereka segera memperbaiki diri.
Seorang yang mengaku dirinya beriman, ketika di timpa “keburukan” hendaknya bersegera untuk melakukan ketiga hal di atas (tafakur, muhasabah, dan taubat) karena....
“Kecuali orang-orang bertaubat, beriman , dan mengerjakan amal-amal sholeh, maka kejahatan mereka di ganti Allah dengan kebajika..” (Q.S. Al – Furqan: 70)
Saat ini, ketika kita di timpa berbagai takdir yang tidak sukai, hendaknya kita memperbanyak istighfar dan berazam untuk berusaha mencegah kemunkaran yang ada. “ Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran hendaknya ia mengubah dengan tangannya, Jika tidak sanggup maka dengan lisannya, Jika tidak sanggup maka dengan hatinya. Itu adalah selemah-lemahnya iman.” (H.R. Muslim)

Jika kita diam saja, maka tunggulah azab Allah yang lebih keras lagi pedih. Wallahua a’lam bish shawwab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar